Monday, March 19, 2012

Menghabiskan Satu Sore dengan Acara Sale

Beberapa hari yang lalu, atas ijin cowokku, aku bersama seorang teman kantor pergi ke sebuah departement store terkemuka yang sedang giat-giatnya promo great salenya. Secara naluriah, tanpa menghiraukan pegal-pegal abis lembur di kantor, aku keliling pertokoan tersebut.

Sesudah mengisi bahan bakar berupa es kopi di salah satu kafe coffee illy, langkah kami berdua bermula pada bagian koper-koper. Minggu lalu aku sudah membeli persiapan satu buah koper besar untuk keberangkatan Desember nanti, tetapi melihat sebanyak itu koper yang ada pada minggu diskon ini, mau tidak mau rasa antusiasku menyemangatiku untuk keliling ke lautan tas koper yang menarik hati tersebut. Kulirik satu tas yang menurutku rada 'cowok dan macho', tetapi kali ini perasaanku mantap untuk melakukan penghematan demi rencana kami untuk beberapa bulan mendatang.

Lalu bergerak ke bagian baju-baju. Perhatianku tertarik ke arah ke berbagai jenis blazer dengan berbagai model. Dengan cepat pikiranku menghapalkan model dari salah satu yang sangatku suka. Niatnya nanti mau menjahit model blazer tersebut dengan stok bahan batik yang ada. Setelah itu langkahku pelan-pelan mengitari area baju wanita hingga ke bagian pakaian dalam.

Temanku sempat menggodaku untuk segera membeli pakaian dalam untuk acara nikahan nanti. Hehehe malu juga tetapi senang juga temanku yang sudah kuanggap kakakku sendiri itu memberikan saran 'perempuan' kepadaku. Tetapi setelah menimbang dengan rencana yang sudah kubuat sebulan ini, aku masih menahan diri untuk memberi persiapan ini itu.

Temanku itu membeli cukup banyak barang pada sore hati itu. Walau niatnya mau membeli koper besar untuk persiapan Desember juga, malah membeli hal lain hehehe.... Alesannya, dia mau membeli koper sepertiku, Elle asli diskon yang cukup banyak dan berhadiah satu buah ransel cantik. Tetapi sejauh itu, acara sore hari itu sangat menyenangkan.

By the way, tahukah apa yang kubeli sepanjang sore itu? hanya dua buah celana dalam warna nge-jreng. Hahaha jadi inget seorang teman lama yang senangnya ke mall untuk membeli pakaian dalam. Gimana ya kabarnya dia sekarang? hihihi

Membeli Cinta

Kalimat tersebut merupakan salah satu judul yang sekilas terlihat dari enews yang kubaca pagi ini. Entah kenapa, pikiranku langsung tertuju kepada satu orang teman lama.

Temanku itu bukanlah orang yang jelek secara fisik walaupun memang sedikit gemuk dan tidak proposional. Tetapi rejekinya sangat baik, lantaran sekarang bekerja di sebuah bank terkenal dan sukses menjadi Relationship Manajer. Penghasilan mungkin cukup tinggi sehingga seumuranku telah bergelar master, dapat membeli apartemen di bilangan sudirman, mobil mewah dan sering plesir ke luar negeri (entahlah itu uang dari mana hehehe). Tapi kekurangan yang selalu dikeluhkannya adalah tidak ada cowok yang mencintai dia apa adanya.

Setidaknya sebagai teman yang lumayan dekat, aku sering mendapatkan curhatan mulai dari tiga mantan pacar hingga cowok terakhir ini yang menurutku sarat dengan penipuan karakter tingkat tinggi (cieh abissss gaya nulisnya). Untuk tiga mantan cowok terakhir, terlihat jelas bahwa para cowok tersebut memanfaatkan temanku itu dengan kelebihan materi. Bahkan mantan pacar yang terakhir sudah sering diajak plesir ke luar kota hingga ke pulau Bali. Bahkan sudah tersirat rencana untuk menikah, bahkan ada wacana dari temenku untuk mendongkrak karir cowok tersebut untuk membiayainya untuk mengambil sertifikasi ahli atau gelar masternya.

Sepanjang perjalanan pacaran mereka, setidaknya dua dia pergi ke kampung sang cowok di kota kecil luar Jakarta dan ke keluarganya yang lain yang ada di Jakarta. Keluarga cowoknya yang sangat sederhana sepertinya menaruh harapan tinggi agar cepat menikah. Tidak lama sang cowok sering komplen dengan ukuran badan temanku ini, bahkan menyuruh temanku untuk ikut program diet agar terlihat lebih kecil dan lebih cantik. Tidak lama berselang, temanku tahu bahwa mantan cowoknya itu selingkuh dibelakangnya, dengan segala fasilitas yang diberikannya, ke seorang perempuan yang jauh lebih cantik, lebih kurus, tetapi lebih ‘perempuan’. Tragedi tersebut bahkan membawa temanku itu berapi-api untuk melampiaskan emosinya hingga berfikir untuk mem-bully perempuan itu dengan kata-kata yang tidak menyenangkan.

Rasanya tidak adil jika aku tidak mengupas dari sisi karakter temanku ini. Aku mengenalnya sudah sangat lamaaa sekali. Baik sifat baiknya hingga sifat buruknya bahkan cowokku sudah mewanti-wanti untuk tidak terlalu dekat dengannya. Tipenya adalah cewek yang mau terlihat lebih dari orang lain, baik teman-teman terdekatnya. Maunya semua temannya tergantung kepadanya karena dia yang satu-satunya yang membawa mobil dari masa sekolah. Pokoknya ’gw musti jd center of interest!’. Selain itu dia selalu memandang kesuksesan itu dilihat dari sebanyak apa materi yang dipunyai. Dulu dia pernah make a wish untuk mempunyai cowo yang badannya bagus, mengendarai Honda Jazz, dan memberikan dia cincin berlian. Hahaha.. bayangkan itu dia ucapkan pada saat masa akhir kuliah. Dan yang paling menggenaskan adalah dia senang sekali terlihat dominan dari temannya dan bahkan cowoknya. Jadi terkadang aku merasa, cowoknya itu hanyalah sesosok orang yang menyandang status pacar atau suami saja jadinya. Dulu pernah saat dia drop abis karena diputuskan oleh pacar-pacarnya karena selalu ada wanita idaman lain, aku ingat dia pernah menangis mengatakan bahwa dia hanya perlu anak dari pasangannya.

Perlu dicatat, gaya hidupnya sangat-sangat tidak sehat, perokok tangguh, peminum alkohol dan turunannya secara sadar, doyan dugem hingga jackpot (tahukan jackpot? Kata temenku yang lain, saat lagi dugem buka buka botol wine/beer trus mabok sampe muntah) serta makanan yang tidak sehat. Seumur aku ini, dia pernah operasi tumor di payudara akibat gaya hidupnya yang ajaib itu. Dapat bonus, langsung dugem dan buka botol rame-rame. Tetapi, dibalik semua sifatnya itu, sebenarnya dia anak yang cukup baik (awal aku berteman dengannya, tetapi drastis berubah pada saat sekarang) dan sangat kesepian. Sebagai teman lamanya, aku akan bersikap baik apapun kondisi dia sejauh tidak membawa pengaruh buruk buatku. Cowokku pernah berpesan, aku harus waspada dengan gaya hidupnya, dan jangan terjebak untuk masalah narkoba atau miras yang mungkin melekat padanya.

Setelah hampir tertipu dengan cowok asing yang suka minta transfer uang, akhirnya ada satu cowok made in luar negeri juga yang berhasil membuat temanku itu klepek-klepek. Setelah membuktikan diri dengan datang ke indonesia *atas dana temanku itu* dan menginap 1 bulan di apartemennya bersama teman senegaranya dengan membawa pacarnya dari negara lain *ee.. aku nda mau komentar apa-apa tentang hal ini*, semakin membuat temanku itu cinta mati dengan tu cowok bule. Setelah itu, temanku mengirimkan uang untuk membeli motor bekas di negaranya cowok itu untuk menunjang pekerjaannya sebagai penjaga fitness center milik kakaknya (Did I have mention that he is only high school graduate?). Entah barang apa yang sudah dibelikan oleh temenku itu, setahuku mulai dari smartphone, sepatu olah raga mahal, entah apa lagi.

Akhir tahun kemarin temanku itu curhat kepadaku bahwa adiknya mau menikah dipertengahan tahun ini. Karena dia tidak mau dilangkahi adeknya itu, dia mulai mendesak sang cowok itu untuk segera menikahnya dan menikah sebelum adeknya itu. Dimulai untuk mengurus surat keterangan penceraian dengan istrinya di negeri asalnya (hmn katanya cowok ini katanya ditinggal oleh istrinya, hidup terpisah tetapi belum bercerai). Prosesnya pun sedikit membuatku kaget karena dengan mudahnya temanku itu menyuruh ini itu, terkesan mendikte menurutku. Aku tidak bertanya siapa yang membiayai semuanya, hahaha.. males banget nanyanya. Dan dia tidak melihat dari sisi orang tua yang terpaksa menikahkan kedua anaknya dalam satu tahun dan hanya berselisih 3 minggu saja. Terbayang olehku bagaimana repot dan lelahnya kedua orangtunya itu dan seberapa banyak uang yang dikeluarkan untuk kedua acara pernikahan itu. Setahu aku, temenku itu malah tidak membantu sepersen pun untuk acara nikahan, tetapi meminta dua kali acara, di rumah dan di gedung, dan biaya untuk honeymoon. Alesannya, itu kan tugasnya orang tua (gubrak.. rasanya aku mo pingsan pas mendengar itu, sungguh!).

Setelah proses ini itu terlalui, akhirnya sang cowo datang lagi ke Indonesia (tidak tahu dengan modal siapa, hehehe), dengan membawa cincin berlian yang cukup besar (sebesar yang dipakai Bosku yang super kaya sepanjang hidupnya, jadi aku mulai bertanya-tanya apakah itu asli? Hahaha), meminta secara langsung ke orang tuanya temenku dan diperkenalkan ke seluruh keluarga besar. Selama 1 bulan lebih ini dia disini, tentu saja semuanya di-service oleh temanku itu. Satu apartemen berdua saja (Well, no comment dengan hal ini juga walau katanya sang cowo itu keagamaannya sangat kuat).

Yang membuatku terkaget lagi adalah sikap temanku yang cukup ajaib, tetap dengan gayanya yang bossy menyuruh suaminya ini itu. Bukan masalah dia menyuruhnya tetapi dari caranya menyuruh yang tidak terkesan seorang calon istri ke pada calon suaminya. Bagiku, suami adalah imam keluarga, dia yang akan memimpin keluargaku, walau kita berdua sepakat untuk memposisikan diri untuk saling bekerja sama tanpa ada seseorang merasa dibawah. Dan yang sangat mengejutkan lagi, sikap cowonya yang mau saja disuruh ini itu. Setahuku, pride of the self seorang laki-laki apa lagi keturunan arab sana sangatlah tinggi.

Menurut pendapat pribadiku, cowok ini antara memang sifatnya yang lemah atau dia hanya berpura-pura pada saat ini. Takutnya setelah menikah, baru sifat aslinya keluar. Menurut bocoran dari temenku itu, rencana hidup mereka nanti adalah temenku yang bekerja dan cowok itu di rumah, dikasih waktu 2 tahun untuk melihat peluang kerja di Indonesia untuk mencari uang. Kata temanku itu, dia akan mengumpulkan pundi-pundi uang selama 2 tahun itu. Tahukah waktu aku mendengarkan dia menyebutkan kata ”pundi-pundi uang” itu, aku merinding dan langsung terbayang prilaku meminta uang kepada nasabah dia semakin merajalela.

Sungguh, aku sendiri menjadi tidak tega untuk berlama-lama dekat temanku itu. Secara tidak tahan untuk menceramahi dia, tetapi sebagai teman lamanya sudah berapa kali disampaikan kepadanya untuk berhati-hati terhadap apa yang dia putuskan. Sempat satu pertengkaran rada sengit saat dia menaruh status YM ”My way is Your Will”. Menurutku, apapun yang dia pilih untuk lakukan sesuatu bukanlah karena Tuhan yang menentukan. Itu pilihan dia murni. Sebelumnya dia sudah diberikan mimpi ini itu, bahkan banyak pertanda yang mengisyaratkan agar berhati-hati, tetapi mata hati dia seperti sudah dibutakan. Takutnya nanti jika semua yang dia hadapi tidak seperti yang dia inginkan, dia akan menyalahkan Tuhan sepenuhnya.

Sesungguhnya aku tidak ingin membeberkan kejelekan teman sendiri, tetapi yang kuinginkan adalah memberikan contoh pelajaran bahwa tidak baik untuk membeli cinta jika ingin mempunyai pacar yang serius bahkan untuk mencari suami. Tidak hanya untuk menghindari diri untuk mengemis cinta, juga jangan pernah membeli cinta terutama sebagai kaum perempuan. Bagi yang belum menemukan cinta, jangan pernah putus berdoa agar tidak dibutakan mata hati untuk berfikir jernih. Bersyukurlah apa yang sudah dipunyai dan bersabarlah bagi hal-hal yang belum terwujud.

Seperti kata cowokku beberapa waktu lalu, tidak ada doa dan usaha yang sia-sia selama motivasinya untuk memberikan kebaikan dan segalanya akan indah pada waktunya.

*ah so sweeeetttttt hihihi* Trims Sayang.