Wednesday, December 26, 2012

Memutuskan untuk Melakukan Perubahan

Tidak terasa, setelah sekian puluh hari, atau mungkin ratusan, aku baru mempunyai waktu untuk update blog ini. Setelah menunggu suami tidur, barulah aku beranjak ke ruang duduk tengah, dengan segelas kunyit asam hangat, mulai mengetik satu-satu kata di laptop kesayanganku ini.

Suami? well,... sudah lebih dari 2 minggu aku dan suamiku kini mengikrarkan janji sehidup semati. Sebuah momen yang kita tunggu-tunggu selama lebih dari 4 tahun, akhirnya terwujud. Walau dengan rencana yang jauh dari yang kami persiapkan sebelumnya.

Perubahan. Yup, perubahan yang sangat berbeda ini, adalah sebuah komitmen jangka panjang, bahkan keinginan kami, untuk seumur hidup, adalah sebuah awal dari segala-galanya. Bukan karena menikah karena aku akan meninggalkan tanah air untuk waktu tidak bisa dibilang sebentar, ataukah menikah karena aku ingin sekali keluar dari lingkungan rumah yang sudah menyesakkan hati itu, tetapi menikah untuk memulai hidupku dan hidup suamiku dengan apa yang kita berdua impikan sejak pertama membuat komitmen untuk menjalin hubungan lebih serius dari sekedar berteman.

Sebuah perubahan drastis, dari aku yang bebas menentukan segala sesuatu yang ingin aku lakukan terhadap hidupku, menjadi sebuah komitmen berdua dimana semua hal yang akan dilakukan adalah demi kebaikan dan keinginan kita berdua. Aku yang dulu tentunya sudah berakhir, dan kini berlanjut menjadi aku dalam kami yang akan hidup dan beraktifitas untuk keluarga tanpa menepikan pandangan, visi, dan tujuan yang dulu aku inginkan sebelum menikah.

Menikah bukanlah judi yang masih menebak kemana arah akan membawa, karena jika melenceng dari arah kebahagiaan yang kita impikan, banyak orang yang kemudian menyerah di tengah jalan. Bukan pula menikah hanya untuk melengkapi tujuan hidup kita agar menjadi lebih sempurna, tanpa tahu takaran kesempurnaan mana yang digunakan. Tetapi bagiku, menikah, adalah keputusan yang secara sadar aku dan suamiku inginkan untuk membuat cerita kami berdua menjadi lebih berwarna dan bermakna untuk kami berdua, dan anak-anak kami kelak, serta makhluk hidup di sekitar kami. Kami yang merencanakannya sehingga kemana bahtera ini pergi, kami akan berusaha untuk menjadi pelautnya, tanpa harus menurunkan sauh atau merapat ke tepian.

Karena, segala keputusan yang kita lakukan harus siap dengan segala konsekuensi yang akan dihadapi, tanpa harus menyalahkan takdir atau Tuhan yang menjadikan hidup menjadi tidak nyaman untuk dilalui.

Dan aku bersyukur, segala sesuatu yang kami niatkan, menjadi lebih mudah, sehingga kami juga akan dapat memudahkan orang lain pula untuk mendapatkan impian yang mereka inginkan.

No comments: